
Sebelumnya, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah melakukan upaya pengendalian luapan yang terjadi pada hari tahun baru (1/1). Pada tanggal 1 s/d 4, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah membersihkan sampah di hulu “Trashrack” Afvour Watudakon. Pembersihan yang pada hari keempat dibantu oleh Perum Jasa Tirta, Dinas PUPR Kabupaten Jombang, dan BPBD Mojokerto tersebut berhasil memperlancar aliran air dan mengurangi genangan di Desa Jombok dan sekitarnya.
Selain tingginya intensitas hujan, luapan air pada Afvour Jombok padar Hari Kamis (7/1) disebabkan oleh besarnya volume sampah yang terbawa arus sehingga menyumbat “Trashrack” Afvour Watudakon. Ditemukan sampah berupa pohon, ranting kayu dan sampah rumah tangga yang menyebabkan aliran air tidak lancar.
Pada Hari Jum’at (8/1), BBWS Brantas dibantu oleh Perum Jasa Tirta serta warga melepaskan bagian atas 7 screen trashrack dan membersihkan sampah yang tersangkut. Upaya tersebut tidak menurunkan muka air secara signifikan karena pada bagian bawah masih banyak sampah yang tersangkut dan menumpuk.
Opsi darurat yang mungkin dilakukan adalah dengan melepaskan 2 screen trashrack bagian kiri. Opsi tersebut didukung warga dengan mendatangi bangunan trashrack. Namun BBWS Brantas menjelaskan bahwa pelepasan membutuhkan metode pelaksanaan yang tepat untuk dapat berjalan dengan baik dan tidak membahayakan keselamatan jiwa. Sembari mempersiapkan proses pelepasan, BBWS Brantas menurunkan 3 unit pompa dengan kapasitas 160 lt/det satu unit dan 150 lt/det dua unit guna menurunkan muka air di hulu trashrack.
Pada Tanggal 14 Januari 2021 mulai dilaksanakan pelepasan sementara screen trashrack pada bagian sisi kiri bawah. Diperkirakan pelepasan 1 buah screen bagian bawah membutuhkan waktu 3 hari.

Pada Tanggal 15 Januari 2021 berhasil dilaksanakan pelepasan sementara screen trashrack kedua di sisi kiri bawah. Setelah pelepasan screen trashrack tersebut, terjadi terjadi penurunan muka air di Afvour Watudakon dan Afvour Jombok. Luapan air yang menggenangi Desa Jombok dan sekitarnya telah surut.
Perlu juga kami sampaikan bahwa pemasangan trashrack adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah di berbagai negara dalam menjaga kelestarian dan fungsi sungai termasuk di Afvour Watudakon. Jadi yang menjadi penyebab luapan air yang menggenangi Desa Jombok dan sekitarnya bukanlah trashrack melainkan tingginya volume sampah yang dibuang dan/atau terbawa arus sungai. (sisdabrantas)